Mengirim Rindu

Kumpulan rindu itu tiba dan membuncah di siang ini ketika aku duduk mengumpulkan tenaga kembali setelah berjalan jauh di kampus.

Rindu itu muncul satu persatu dimulai di pagi hari ini ketika aku melihat seorang bayi dalam rengkuhan seorang Ibu, dan seketika itu aku mengirimkan rindu kesana, ke Belanda untuk Isabella, bayi yang pernah aku asuh selama 2,5 bulan, yang selalu membuatku lupa kalau dia adalah bayi bukan boneka, yang selalu membuatku tertawa bahagia, atau tersenyum simpul penuh lega ketika melihatnya tertidur dipelukanku.

Rindu selanjutnya kutemukan di Bank ketika aku membayar uang administrasi kampus di bank. Sosok besar bapak-bapak teller bank dengan bentuk dagu cameh mengingatkanku dengan seorang sahabat yang juga bertindak sebagai abang tersayang, Rifky, yang masih saja berada di Indonesia dan akan kembali di akhir bulan ini.

Dan sepanjang jalan dari bank menuju taman di komplek apartemen kampus, semua rindu itu pun tumpah dan berceceran. Kepada Mama, Ayah, Nikmal yang mungkin sekarang sedang bersama-sama menuju rumah setelah lelah beraktivitas. Kepada beberapa teman yang telah lama naik pangkat tidak hanya menjadi sahabat, tapi juga keluarga. Dan kepada beberapa orang lainnya yang membuatku banyak tersenyum selama ini.

Siang ini, di taman kampus, aku mengirimkan rindu-rinduku beserta sepenggal doa kepada kalian yang berada di 4 negara berbeda. Semoga kalian dapat merasakannya.

Nyanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *