Pondok Gede, 3 Januari 2015

Hai Kamu, 2015, kita kenalan yuk. Nama saya Isyana, kata Mama sih saya cakep.

Eniweeeey, sebelum kita melangkah bersama lebih jauh, seperti ini kira-kira gambaran besar mengenai saya ketika masih bareng 2014:

1. Kesehatan
Alhamdulillah selalu sehat bahkan kadang mirip bayi sehat karena selama kerja kok ya ini berat badan makin bertambah.

2. Keuangan
Alhamdulillah masih bisa nabung dan bantu-bantu sana-sini sedikit. Dan memang tantangan yang cukup besar di tahun 2014 adalah melepaskan adiksi untuk belanja online. Bahkan hari-hari terasa sedikit hampa kalau gak ada kotak coklat hasil belanja yang sampe ke kantor. Tapi nabung memang tetap nomor satu (kata Mama yang selalu melototin saya setiap bawa belanjaan ke rumah). Nah bagi saya yang emang rada-rada susah ngerem belanja, inilah cara nabung yang udah saya lakuin sejak awal punya duit sendiri:

1. punya 2 bank account; yang 1 adalah bank account untuk nerima gaji dan nyimpen uang sehari-hari dan yang ke 2 adalah bank account khusus tabungan yang (seharusnya sebisa mungkin) jangan disentuh.
2. jadi habis duit gaji masuk ke bank account 1, langsung saya pindahin beberapa ke bank account satu lagi setelah dikurangin zakat penghasilan, uang untuk di rumah, dan prediksi uang jajan selama sebulan kemudian.

Hasilnya ya lumayanlah. Ada masa-masa dimana saya terpaksa minjem duit tabungan karena uang jajannya kurang (baca = kebanyakan pengeluaran) haha. Tapi karena saya udah berkomitmen buat nabung, biasanya saya ganti lagi pas gajian di bulan depan.

3. Pekerjaan
Jadi ceritanya saya punya tim yang terdiri dari cukup banyak orang yang unik-unik. Yang kadang mereka ngegemesin sampai pingin saya jewer tapi lebih sering buat saya bangga. Nah karena kebanyakan mereka ada diluar kota, kita lebih sering berkomunikasi via telepon dan gak jarang tiap ada telepon dari mereka saya jadi deg-degan.

*telepon 1*
Saya: halo?
Tim 1: Bu? Bu, kita di kantor polisi ini karena tadi kena tipu.
Saya: ….

*telepon 2*
Saya: Yes, Mas?
Tim 2: Bu, kita mogok mobilnya di jembatan layang. Gimana ya?
Saya: …..

*telepon 3*
Saya: Halo. Lagi dimana Mas?
Tim 3: baru selesai Posyandu. Kamu dimana?
Saya: *bingung, tumben tim saya perhatian begini* Di kantor.
Tim 3: Kamu lagi ngapain?
Saya: *makin bingung* kerja.
Tim 3: pulang jam berapa nanti? Udah makan?
Saya: *merasa punya pacar mendadak* Belum.
Tim 3: yaudah jangan lupa makan ya.
Saya: Mas? Ini Isyana.
Tim 3: *langsung batuk-batuk* eh ya ampun. Eh. Aduh. Mbak Isyana, maaf maaf, tadi aku kira temenku.
Saya: ………

*di BBM*
Tim 4: semalem aku masa’ mimpiin Bu Isyana.
Saya: hahaha. Mimpi apa?
Tim 4: jadi ceritanya aku disitu jadi burung. Terus Bu Isyana ngajak aku terbang ke atas pohon terus naro aku di sarang burung.
Saya: …………..
Tim 4: terus aku dikasih permen deh. Habis itu aku dipecat sama Ibu
Saya: HAHAHAHA kasian amat Mas ujungnya.

Yah begitulah kira-kira kocaknya mereka di 2014 kemarin.

4. Asmara
*lalu gonjreng gitar sambil memandangi rembulan*

Jadi di tahun kemarin saya mulai mencoba lagi untuk jadi Mak Comblang. Gagal sih ujungnya karena sayanya juga gak full effort dan support kepada kedua belah calon pasangan itu. Jadi saya udah 3 kali jadi Mak Comblang dengan rate keberhasilan 3:1. Nah selama jadi Mak Comblang itu saya jadi belajar apa aja Do and Don’t –nya Mak Comblang. Oiya ini berlaku bagi Mak Comblang Karena Keinginan (emang pingin ngejodohin dua orang tanpa kedua orang itu minta) atau Mak Comblang Karena Permintaan (si A minta dideketin dengan si B).

Do(s):
1. cukup kenal dengan kedua pihak yang mau dijodohkan.
2. gak lupa untuk mempromosikan si cowo ke si cewe dan sebaliknya.
3. siap jadi tempat curhat.
4. jujur sama keduanya tapi JANGAN kebablasan.
5. kalau kamu jadi Mak Comblang Karena Permintaan, berbahagialah, karena berarti kamu dipercaya oleh si orang yang minta. Jadi tolong jangan pernah ngerusak kepercayaan temen kamu itu. Kalau misalkan temen kamu bilang, “jangan bilang sama siapa-siapa ya. Janji!” Nah berarti dia percaya kamu akan keep your mouth SHUT for everyone, include the person she/he likes.

Don’t(s):
1. sok-sokan nyomblangin ke orang yang juga tipe kamu. Bisa-bisa malah kamu yang suka.
2. membongkar rahasia tanpa pihak yang mempercayai kamu setuju. Misalkan, kamu keceplosan nih bilang kalau si A suka sama B. Atau malah sambil nunjukin nyaris semua curhatan si A ke si B. Well, you better get ready to lose a friend then.
3. jadi orang yang omongannya gak bisa dipegang. Misalnya, si A bilang ke kamu kalau dia suka B dan reaksi pertama kamu adalah, “gilaaa, gw emang dari dulu ngerasa kalian cocok!” dan tiba-tiba gak ada angin gak ada hujan kamu bilang ke si A-setelah dia ngelakuin semua hal yang kamu saranin ke dia- “gw dari awal ngerasa lo dan B emang gak cocok sih.” Then I’ll advise you to check your long term memory.
4. Never do something before think carefully about the result that you might cause. Nah misalkan kamu ngerasa memang si A dan B memang gak akan bisa jadi, lebih baik bilang ke A dengan baik dan benar, toh dia percaya sama kamu kan dan dia pasti ngedengerin. Tapi jangan sampe kamu malah bilang kalau B gak suka sama si A didepan si A……..dan si B. Hahaha. Jahat banget sih ya itu. Being bold is good, but being a wise person is better.

Itulah kira-kira gambaran besar saya bersama 2014.

Frankly, I feel like I’ve been riding one gigantic roller coaster for the last 3 weeks, too many ups and downs, whilst I’m not good at expressing sadness or disappointment everytime I’m dealing with a very bad news. And yesterday was the culmination of everything. When I heard the news, I could only rub my Mom’s back.

Di tahun ini saya hanya punya satu resolusi: membuat Mama bahagia. I love her more than anything.

So 2015, let’s be nice to me and everyone I love, okay?
Bismillah