Pondok Gede, 5 Mei 2014
Alasan melakukan trip?
Ada banyak. Misalkan: dapet promo murah dari budget airlines, dapet bonus dari kantor, patah hati, ngabisin cuti, atau kabur dari kenyataan. Alasan saya kali ini adalah hal yang terakhir.
Jadi di tanggal 24 April, di hari yang seperti biasa hectic parah; baca email sambil ngangkat telepon kantor tapi ngomong super cepet karena ada telepon masuk di handphone; saya mengurut jidat sebentar sambil ngecek handphone. Ternyata ada chatting dari Niken, “Nya, tanggal 1 Mei kan libur, lo cuti aja. Kita ke Derawan.”
Saya yang memang lagi bener-bener butuh liburan, langsung balas: “oke. Eh, bukannya lo tanggal 5 Mei ada event di KL?”
Niken: “Oiya ya. Yaudah lo ke KL aja . Kita ketemu disana.”
Akhirnya malem itu juga saya beli tiket ke KL.
HAHA.
Lihat apa aja ya di KL?
Seperti yang tercantum di RPUL dan Wikipedia, KL adalah ibu kota Malaysia. Dan selayaknya ibu kota, suasana disana sibuk dan banyak gedung perkantoran. Begitu saya sampai KL, saya gak merasa sedang pindah negara. Sama aja kayak lagi di Jakarta tapi pas lagi liburan karena jalanan super lancar.
KL dari atap hotel
KL masih dari atap hotel
Jadi kemana saja di KL:
1. Bukit Bintang
Di malam pertama kita di KL, oiya saya kali ini jalan-jalan sama Niken dan Anna, kita makan malem di Bukit Bintang yang kata temen-temen saya termasuk pusat gaul KL.
Jangan bayangin Bukit Bintang semacam perbukitan yang penuh dengan bintang yang ngebuat sisi romantis kita keluar apalagi pas lagi memandangi bintang sama pasangan; atau ngebuat makin galau karena ngeliat orang berpasang-pasangan tapi kamunya gak. Eaaaa. Bukit Bintang juga berkelap-kelip, tapi karena hiasan lampion di sepanjang jalan.
Bukit Bintang
Berbagai tempat makan di Bukit Bintang
2. Google KL
Karena tema jalan-jalan kali ini adalah nemenin Niken kerja, jadilah hari Jumat siang kita ikut Niken ke kantor Google dan nunggu Niken rapat di kantinnya. Kantin Google yang namanya Gerai Gugel itu penuh dengan makanan gratisan. Mulai dari makanan berat, cemilan, minuman, sampai es krim. Aku kalap hahaha!
Di jam ketiga saya dan Anna menunggu Niken, Anna tiba-tiba nyenggol saya, “waduh, Nya!”
Saya: *ngeliat ke arah pandangannya Anna* Widih, Bu (saya manggil Anna dengan sebutan Buana)!”
Kita berdua setengah melongok setengah takjub ngeliat satu cowo yang masuk kedalam Gerai Gugel. Badannya tinggi tegap, mukanya keliatan cerdas banget, dan auranya beneran menguar-nguar kemana-mana.
Saya langsung inget, beberapa hari sebelumnya Niken pernah menyebut nama satu cowo yang katanya terganteng di Google KL. Dan kali ini saya harus setuju dengan Niken. Cowo yang duduk didepan kita itu beneran oke berat, sampai-sampai Buana ngomong, “lagi ngegaruk punggung aja ganteng,” dan saya, “lagi nambah makanan aja memukau gitu ya, Bu.” Apalagi begitu saya lihat linkedin-nya…. ah yasudahlah, si Mas yang satu ini memang sungguh sungguh sunguh waw.
Google KL
Kantin Google dan Lobi
3. Pavilion
Kali ini kita jalan-jalan ke mall yang katanya disana ada salah satu toko sepatu yang terkenal banget dikalangan turis Indonesia. Lumayan lucu-lucu sepatunya, harganya juga gak terlalu mahal.
4. Nonton Konser di Café
Oke, ini sebenernya termasuk bagian dari nungguin Niken kerja. Dia ada janji meeting dengan salah satu penyanyi Malaysia disana dan kebetulan di café itu juga sedang ada konser charity. Sementara Niken meeting, saya dan Buana iseng nonton konser. Berasa anak kuliahan. Apalagi ketika beberapa anak bandnya nyuruh kita duduk di karpet. Haha.
5. Petaling
Kata Uncle Taksi, Petaling adalah surganya oleh-oleh tapi bukan tempat yang oke buat makan-makanan yang enak. Disana kita nyari oleh-oleh. Ya seperti biasa lah ya, jalan-jalan selalu serasa gak lengkap tanpa beliin oleh-oleh untuk orang-orang terdekat. Di salah satu toko, kita didatangi oleh Uncle pemilik toko. Dia ramah banget, sampai-sampai ketika kita nanya tempat makan yang rasanya lumayan didekat situ, dia minta diajak makan dan ditraktir ahahaha. Dan kalau kita ke KL lagi dan belanja di dia, dia janji mau jajanin teh tarik dan sate.
6.Batu Cave
Hari Sabtu pagi, kita dengan muka bantal karena malamnya baru tidur jam 1 pagi, berangkat ke Batu Cave. Yang kalau kamu lihat di foto-foto temen kamu yang pernah ke KL, ada patung Dewa raksasa disana dan dibagian belakang patung itu ada tangga keatas yang tingginya lumayan buat pegel.
Kita berangkat ke Batu Cave naik commuter yang harga tiketnya cuma 2 RM perorang buat perjalanan sekitar 30 menit. Oiya, saran saya kalau kamu mau kesana:
1) pakai sunblock
2) jangan kesana jam 12 siang
3) buat cewe-cewe, jangan pakai rok mini atau celana pendek banget. Karena buat naik tangga, harus pakai baju sopan atau kalau nggak, kamu harus nyewa selendang di pintu gerbang dengan deposit 10 RM dan sehabis kamu sampai dibawah lagi kamu akan diberikan kembali 5 RM.
4) jangan bawa makanan kalau gak mau dikejar monyet kelaperan. Jadi selain si tangga panjang banget, ada banyak monyet berkeliaran. Monyetnya sopan-sopan sih, gak nakal kayak di Bali, yang suka iseng ngambil kalung atau benda kecil lainnya. Tapi kalau kamu bawa makanan, ya wassalam ajalah. Siap-siap dikejar monyet.
Batu Caves
Lihat tangga dibelakangnya?
Daerha Batu Caves dari atas
Didepan goa, setelah ratusan anak tangga
Didalam goa
7. Suria KLCC Mall
Tujuan kita kesana sebenernya pingin foto bareng twin tower yang terkenal, karena mall ini terletak di twin tower. Tapi namanya juga udah kecapeakan ya, kita lupa kalau si twin tower itu menjulang banget. Dan kalau mau foto sama tower itu ya harus berdiri rada jauh dari si tower biar bangunannya keliatan, bukan malah masuk kedalam mallnya.
Apa yang harus dimakan?
Sejujurnya ya, saya belum nemu makanan Malaysia yang enak banget. Menurut saya yang cuma 4 hari disana, makanan KL semua rasanya satu: rasa kari. Saya pesan lauk, rasa kari. Pesan kwetiau, rasa kari. Pesan tomyam, kari juga. Rasanya pingin nangis sambil lari menembus hujan buat nyari KFC terdekat.
1. Bukit Bintang
Selain jalanannya penuh dengan lampion, di kanan kirinya kamu bisa nemuin banyak banget restoran dan jajanan kaki lima. Saya, Anna, dan Niken, akhirnya milih makan di salah satu restoran yang ramai. Karena kita percaya, restoran ramai sama dengan restoran enak.
Ternyata teori kita salah. Meh.
Nasi Lemak yang saya pesan rasanya kayak nasi putih keuduk-udukan dengan ayam goreng kering ditambah 2 potong timun. Lala (kerang) yang Niken pesan rasanya mirip kerang kuah kari. Dan udang sereal-nya Anna, yah lumayanlah walaupun rasanya campuran antara rasa sereal yang gurih dengan manis dan sedikit pedas. Akhirnya karena gak puas sama makan malem kita, kita jalan-jalan disekitar Bukit Bintang dan melongok kepo ke setiap jajanan pinggir jalan. Kita beli air tebu dan enyaaaak! Lalu ada pudding buah yang enak banget karena teksturnya gak sepadat pudding dan buahnya banyak. Dan Niken berhenti didepan penjual walnut, yang ternyata rasanya juga hokeh. Kemudian lanjut jalan lagi dan kita berhenti buat makan durian di pinggir jalan. Bahagianya!
2. Ayam Pengemis di Selangor
Di hari kedua, kita menempuh perjalanan cukup jauh dan rada-rada nyasar demi nemuin tempat makanan ini. Niken iseng googling “tempat makan enak di KL” dan ketemulah restoran ini. Dan dia makin tertarik karena ada embel-embel, “reservation should be done one day before”.
Begitu kita sampai di restoran, kok ya sepi. Dan ternyata bukan restoran ber-AC, lebih mirip tempat makan didepan rumah.
Sekonyong-konyong muculah Bapak-bapak pemilik restoran yang ternyata ramah banget. Kita sampai dibawa ke tempat memasak ayam dan diceritain sejarah si Ayam Pengemis.
Jadi dahulu kala, ada segerombolan pengemis yang kelaparan. Mereka meminta makan ke orang-orang tapi gak ada yang peduli. Akhirnya mereka mencuri ayam warga dan menyembunyikannya di bawah tumpukan pasir dan bata. Gak sengaja, si ayam malah termasak dan rasanya enak.
Itulah yang kita makan waktu itu; ayam empuk dengan kuah kecap asin ditambah baby kailan dan lemon ice tea yang dicampur dengan buah pala. Alhamdulillah.
3. KFC
Haha. Serius deh. Di hari pertama sampai KL, saya menolak habis-habisan ide Niken buat makan KFC. Masa’ di KL malah makan KFC? Harus nyoba makanan lokal dong. Tapi setelah diterpa oleh berbagai makanan dengan rasa kari, KFC kayaknya adalah makanan emergency yang keberadaannya wajib di syukuri di KL.
Bagaimana transportasinya?
KL termasuk kota yang modern. Commuter dan keretanya bagus. Jalan juga tidak begitu macet. Tapi karena kita kemarin lebih banyak menggunakan taksi, inilah tipe taksi KL yang sempat kita lihat dan naiki:
1. Taksi Mewah
Taksi biasanya menggunakan Alphard atau Mercedes Benz. Harganya mahal pastinya. Makanya gak kita naikin ahaha.
2. Taksi Agak Mewah
Taksi ini biasanya pakai mobil besar ala-ala Alphard, biasanya mudah ditemui didepan hotel atau mall. Harganya? Lumayan mahal. Apalagi kalau si supir taksinya minta cas tambahan, entah karena si taksi harus bayar biaya parkir atau karena ya si mobil mahal jadi kita harus bayar lebih.
3. Taksi biasa aja
Nah taksi ini biasanya paling banyak berseliweran di jalanan KL dengan ciri-ciri:
– Mobilnya sedan
– Supirnya sering menolak penumpang dengan alasan yang gak jelas yang membuat kita merasa tertolak. Mungkin tampang kita kayak gak mampu bayar taksi ya.
– Argo dimulai dari RM 3 atau si supir langsung nembak harga.
– Supirnya bervariasi. Ada yang ramah suka cerita sampai yang galak, kita sampai beberapa kali disuruh turun mobil cepet-cepet, “quick quick! There’s a policeman. I don’t wanna be caught because I’m stopping my car here! Quick!” errrr.
4. Taksi luarrrr biasa
Di hari kedua setelah ditolak banyak taksi, akhirnya satu taksi mau berhenti oleh lambaian tangan nyaris putus asa kita. Supirnya nenek-nenek yang ketika memundurkan mobil kita diminta ikutan melambai-lambai untuk memberhentikan mobil lain, semua jendela terbuka lebar, dan yang paling kerennya: si Nenek nyetir dengan pintu terbuka. Sampai sekarang kita gak tau alasannya kenapa dia nyetir tanpa menutup pintu.
Apa yang harus dilakukan di KL?
1. Nonton film Kuch Kuch Hota Hai dan nariin beberapa lagunya di kamar mandi, commuter, stasiun, dan dimanapun kamu merasa pingin jogged India.
2. Ngecengin orang lokal. Seperti contohnya Niken dan Buana yang mendadak jatuh suka sama karyawan hotel sejak si Mas ngebukain pintu taksi untuk kita pas kita sampai hotel.
3. Bersenang-senang bersama teman-teman. Karena liburan yang baik adalah liburan yang ngebuat saya ngerasa senang dan bisa ketawa bahagia, walaupun masih aja tetep mimpiin kerjaan.
Ah yasudahlah.
Sampai jumpa di liburan Dadakan Kabur dari Kenyataan lainnya 😀
Jajan di Bukit Bintang