Ceritanya gw lagi ikut plesiran keluarga Au Pair gw ke Prancis. Tepatnya ke desa di Prancis yang jalan masuknya ga jauh beda sama jalan bus pas gw pulang kampung ke Sumatra dulu, belok-belok, bergajulan, kanan-kiri ilalang, dan jarang ada lampu. Dan begitu sampe rumahnya, beeeuuuh, bentuknya desa Prancis banget! Dindingnya dari bata merah yang udah pudar dan rumahnya berdiri gagah di tengah-tengah padang rumput. Ternyata dulunya rumah ini adalah kastil dan memang yang paling besar di daerah desa ini (lupa nama daerahnya. Hahaha). Di dalam wilayah si kastil, ada beberapa bangunan: guest house yang terdiri dari 2 kamar, dapur (lengkap sama semua bumbu, kulkas isinya nyaris penuh, mesin cuci piring, dan microwave gede dan kecil) 3 kamar mandi , ruang tamu; gudang super besar buat alat-alat peternakan; ruangan besar lainnya buat binatang ternak; dan rumah yang bentuknya kayak benteng yang katanya untuk ruang makan. Dan yang punya rumah ini orang tua angkat bapak au pair gw yang juga orang Belanda, tapi udah lama menetap disini.
Anyway, gw lagi nunggu timing yang tepat buat internetan di kastil, karena sekarang kita (gw dan keluarga au pair) tinggalnya di guest house dan ga ada akses internet disini.
Tadi pas lagi ngelakuin ritual cuci muka di kamar mandi, tiba-tiba gw keingetan sama kolom cari jodoh di Kompas yang dulu selalu ada setiap hari Minggu, sekarang masih ada ga ya?
Dulu gw selalu ngebacain satu-satu kolom itu, karena banyak yang lucu, dan kemudian gw ngebayangin seandainya ada Mas-mas yang tertarik sama salah satu Mbak dan kemudian akhirnya mereka kopi darat tapi ternyata deskripsi si Mbak tentang dirinya terlalu tinggi dan ngebuat si Mas ilfil. Apa jadinya coba?
Tapi namanya juga pencitraan ya. Pencitraan jaman sekarang banyak banget medianya, mulai yang dari paling simple (dan sekalian nyari jodoh) Kolom Cari Jodoh, SMS, blog (gw kadang pencitraan juga loh di blog ini ahahaha!), FB, Twitter (gw ga bisa pencitraan disini, sulit, isinya jeritan hati semua. Halah!), dan media-media lainnya.
Dan pastinya banyak pencitraan tersebut yang sedikit berlebihan dari yang asli, jadinya pas kita akhirnya ketemu seseorang yang awalnya kita adore karna, misalkan di Fbnya selalu posting tentang artikel-artikel ilmiah dan statusnya tentang ayat suci Al Qur’an, tapi ternyata kelakuan aslinya super jauhhh dari si pencitraan, jadi ngebuat jomplang dan ilfil. Hahaha. Tapi alhamdulillah selama ini gw emang selalu ngebatasin diri buat ga terlalu percaya sama pencitraan orang di sosmed sih.
Nah, apakah yang terjadi kalau misalkan gw iseng nulis kolom jodoh? Apakah yang akan gw tulis biar pencitraan gw tetep oke tapi ga jomplang sama aslinya?
Mungkin kira-kira kayak gini:
“Wanita, 24 thn, 158 cm, berat yang pasti masih ideal walaupun sedikit berlebih di pipi,kulit sekarang lagi tanning karena kebanyakan ngejar bocah 5 tahun di taman tapi aslinya ga kuning langsat juga tapi intinya warnanya terang, di bagian tangan ada beberapa bekas cakaran bayi dan balita. Menurut testimoni banyak orang, sebelum mereka benar-benar kenal saya, saya terlihat sebagai wanita yang keibuan, kalem, dan sangat anak baik-baik. Lulusan S1 di Indonesia dan akan lulus Master di Italia. Hobi: jalan-jalan gratisan atau dengan budget cekak, baca buku-buku menarik (bukan buku pelajaran pastinya), dan denger musik sesuai kondisi hati.
Mendambakan pria yang bisa menjadi imam dunia akhirat (subhanallah sekali), siap ngebiayain jalan-jalan keliling dunia (dan ditemenin juga) dan rutinitas massage dan spa setiap weekend. Harus lebih cerdas dari saya karena saya banyak nanya (cerdas bukan berarti IPKnya harus 4,00), pernah sekolah diluar negri lebih diutamakan. Sportif, berpikiran terbuka, ga lenjeh, harus lebih tegas dari saya, suka anak kecil, dan jago masak lebih diutamakan. Bagi yang tertarik dan memenuhi syarat silahkan datang ke pedesaan di Prancis, atau ke Blaricum (Belanda), atau ke Rende (Italia). Terima kasih. Assalammualaikum.”