Bus 52 A jurusan Tanah Abang – Bekasi, 18 Feb 2015

Banyak semoga-semoga di awal tahun 2015 ini. Semoga Mama sehat banget lagi adalah semoga paling besar.

Mama didiagnosa kanker payudara tanggal 2 Januari kemarin. Saya inget banget, tanggal 31 Desember 2014 Nikmal (adik saya) maksa Mama untuk check up kesehatan karena Mama waktu itu batuknya gak sembuh-sembuh dan sering mengeluh sakit punggung. Tapi dasar emak-emak yah, giliran anak-anaknya bawel nyuruh buat cek ke dokter, jawabannya selalu: “ntar aja..” atau “ngapain ke dokter? Orang Mama sehat kok.” Tapi giliran anaknya batuk sekali aja, kita langsung diteror buat ke dokter.

Nah karena Mama cek pakai BPJS, jadilah harus ke puskesmas dulu. Dokter puskesmas bilang ada benjolan di payudara Mama dan minta biar segera ke RS. Jadilah tanggal 2 Januari kita bertiga ke RS Haji. Ayah waktu itu lagi umroh dan selfie didepan Ka’bah.

Tanggal 2 saya dan Mama langsung ke ahli bedah. Begitu dokternya selesai ngecek Mama, Mama langsung nanya, “bagaimana Dok?”

Pak dokter langsung menghela napas panjang, menundukkan kepala sedikit sambil benerin kacamata, “bagaimana ya Bu. Saya susah bilangnya.”

Bok! Ini Pak Dokternya drama banget yah. Kebayang pas dia mutusin mantan pacarnya bakal ada percakapan ini:

Akan Menjadi Mantan (AMM): Sayang, kamu kenapa?
Dokter (D): bagaimana ya Say, aku susah bilangnya.. *sambil hela napas dan benerin kaca mata*
AMM: kenapa? *mulai deg-degan*
D: kayaknya kita putus aja.
AMM: APAHHH??? *banting meja*

Eniwey, balik lagi ke RS Haji.
Mama: kenapa Dok?
Dokter: *masih memasang tampang drama* menurut diagnosa saya Ibu terkena tumor.
Saya: tumor itu ada jinak sama ganas kan ya Dok? Ini yang mana?
Dok: sepertinya mengarah ke kanker. Ini memang berat. Tapi Ibu harus tabah ya.
Mama: *mulai nangis* tapi saya pingin punya umur panjang Dok. Saya pingin liat anak-anak saya menikah.
Saya: *cuma diam tanpa ekspresi sambil mengelus punggung Mama*
Dok: iya Bu, saya tau. Kita cari jalan keluarnya sama-sama ya.

Akhirnya Mama dirujuk ke RSCM dan harus menjalani mamografi, CT Scan, dan lain-lainnya. Hasilnya memang iya ada kanker payudara itu. Setelah semua hasil keluar, Mama yang awalnya siap buat menjalani biopsi, operasi, dan kemoterapi jadi berpikir ulang dan mulai nyari-nyari alternatif lain. Mulai dari alternatif Pak Warsito (saya nyebutnya BH Listrik X-Men karena emang cara pengobatannya adalah pakai jaket listrik), akupuntur, dan jamu-jamuan. Sampe sekarang Mama paling sering konsumsi buah sirsak dan minum air perasan daunnya karena memang banyak penelitian yang bilang kalau sirsak bagus untuk penanggulangan kanker.

Di akhir Januari Mama mutusin buat ke Tangerang, ke pengobatan alternatif lainnya. Disana ‘dokternya’ adalah semacam ustad yang bisa ngambil penyakit pake operasi kecil atau disentuh. Kata Mama dulu amandel saya pernah bengkak dan disarankan buat operasi, tapi akhirnya kita ke ustad itu. Tenggorokan saya cuma diusap, dan tadaaa! Si amandel keluar. Sembuh deh.

Nah disana Mama juga dioperasi kecil. Mama dibius lokal dengan cara minum air putih aja. Begitu selesai operasi, berhasil dikeluarkan benjolan besar. Habis itu Mama disuruh balik lagi kesana buat pengecekan 2 minggu lagi.

Beberapa hari sejak operasi Mama bilang kalau dadanya jadi lebih enteng. Tapi seminggu setelah itu, Mama mulai ngerasa dadanya berat lagi dan sedikit nyeri di punggung. Yasudah akhirnya kita balik lagi ke RSCM Senin kemarin buat biopsi.

Lumayan banget karena cukup sering bolak-balik RSCM saya jadi tau kantin yang enak (deket perpus FK) dan poliklinik yang banyak dokter ganteng (ortopedi lantai 2). Haha.

Hasil biopsi baru ada Selasa depan. Jadi mohon doanya ya Teman-teman agar hasilnya bagus.

Btw, saya juga bersyukur banget karena keluarga besar dan sahabat-sahabat saya sangat sangat sangat supportif dan baik. Mereka ikut nyari-nyari treatment, bantu ngedoain, dan selalu nanya tentang perkembangan Mama.

They said, you’ll know your true friends when you’re struggling in darkest moment and they’ll never leave you behind. And I have a lot who stay with me!

Kun fayakun. Yang (akan) terjadi, terjadilah. Semoga Allah memberikan kesehatan kepada Mama. Semoga saya dan Nikmal bisa membahagiakan Mama dan Ayah terus. Semoga semua hal baik selalu diberikan kepada keluarga besar dan sahabat-sahabat saya