(4) Eurotrip: Salzburg yang……

Rumah Kakek Hans di Freilassing (Jerman), 7 Agustus 2013
03.03 CEST

Ini mah namanya gak bisa tidur karena kepanasan, padahal diluar angin lagi berhembus kenceng. Kata Kakek Hans, tadi malem suhu diluar sekitar 18 derajat tapi didalem ruangan 25 derajat. Pantes gerah. Ditambah diruangan ini tergeletak 3 manusia yang lagi tidur dan 1 manusia yang kebangun karena kegerahan.

Jadi ini adalah malem pertama kita nginep di rumah Kakek Hans di Freilassing, Jerman, kota yang berbatasan dengan Salzburg (Austria). Udah dari kemarin pagi, subuh deng, kita sampai di stasiun central Salzburg sambil cengar-cengir dan bolak-balik ngotak-ngatik mesin beli tiket kereta. Stasiunnya cukup besar tapi karena lagi ada renovasi, sebagian bangunannya keliatan berantakan. Dan dibagian stasiun yang ada pertokoannya, banyak backpacker tidur menggunakan sleeping bed, sendirian, berdua, atau bergerombol dengan temen-temennya.

Didepan toilet stasiun Salzburg

Didepan toilet stasiun Salzburg

Kita naik kereta jam 5 kurang, dan 8 menit kemudian kita sampai di stasiun Freilassing dan Kakek Hans ternyata udah siap siaga jemput kita disana.

Jadi untuk di Austria – Jerman ini kita nginep di tempatnya Kakek Hans, temen kita dari Couch Surfing. Kakek Hans ini adalah seorang petualang sejati. Dia udah ke banyak negara dan biasanya tripnya itu adalah jenis trip dengan tujuan “mengenal penduduk asli secara dekat”. Dia pernah ke salah satu negara di Afrika dan tidur bareng satu keluarga besar disana dirumah mereka yang masih terbuat dari batu. Dia pernah juga kesalah satu negara Afrika yang banyak orang Islam-nya dan tinggal di rumah saudagar minyak yang, katanya, rumahnya besar banget. Karena dia selalu dibantu orang lain ketika trip dan disediakan tempat untuk menginap, jadilah dia mengajak saya, Niken, dan Dyah untuk tinggal di rumahnya selama kita trip ke Salzburg.

Salzburg itu.. bagaimana ya.. salah satu kota yang sangat salah dalam bayangan saya. Ekspektasi saya terlalu tinggi untuk kota yang terkenal sama film Sound of Music dan Mozart ini. Jadi, Salzburg adalah kota yang kecil, kita kemarin ngelilingin Salzburg dengan jalan kaki. Main attractionnya ada beberapa di dalam kota dan adalagi yang diluar kota. Sayangnya, yang bagus-bagus adanya diluar kota, seperti Eisriesenwelt (goa es terbesar di dunia) dan tur lembah tempat shooting Sound of Music. Dan kita cuma punya sehari untuk main di Salzburg, jadilah kita hanya jalan-jalan di dalam kotanya.

List wajib kunjungnya Kakek Hans:

1. Mirabel Garden
Salah satu tempat yang kata Kakek Hans wajib kunjung karena tamannya besar dan cantik. Dan di taman ini ada gereja yang banyak di booking orang-orang dari berbagai negara untuk menikah.
“Kalo kamu pingin menikah disana, harus booking setahun sebelumnya. Tapi cari calonnya dulu ya jangan lupa.. haha..”

Bahkan tanpa kita kasih tau, Kakek Hans tau kita jomblo. Ihik.

Mirabel Garden. Eh ada yang lagi pre-wed

Mirabel Garden. Eh ada yang lagi pre-wed

Mirabel Garden

Mirabel Garden

Berduaan di Mirabel Garden

Berduaan di Mirabel Garden

Becaknya Austria

Becaknya Austria

2. Jalan-jalan di Altstadt (Kota Tua)

Disana banyak pertokoan yang modern tapi dengan bangunan yang klasik. Nah lucunya, kadang kita nemuin gang kecil panjang yang berujung ke restoran dan toko bunga yang super cantik. Lucu, kayak nemuin tempat di dimensi lain.
Kalo jalan-jalan di Salzburg, jangan aneh kalo semua pernak-perniknya berbentuk note musik. Karena Mozart memang lahir disini. Kalo mau cari tau tentang Mozart, ada banyak museum tentang dia sampai ada juga rumahnya. Tapi bayar masuknya, jadi kita skip deh.
Nah disekitaran Kota Tua ini ada jembatan Salzach River. Dan seperti kebanyakan jembatan-jembatan di Eropa lainnya, jembatan ini juga banyak gembok cinta yang dipasang dipagarnya. Tapi masalahnya, ini jembatannya cupu banget haha. Gak besar dan bagus kayak jembatan-jembatan bergembok cinta lainnya di, misalkan, Frankfurt dan Koln (Jerman).

Ruangan di ujung gang

Ruangan di ujung gang

Altstadt (Kota Tua)

Altstadt (Kota Tua)

Altstadt (Kota Tua)

Altstadt (Kota Tua)

Gembok Cinta. Taken by Niken

3. Hohensalzburg Castle

Kastil besar di puncak gunung Festungsberg. Kata Kakek Hans, kalo mau ke kastilnya, kita lebih baik jalan kaki aja daripada naik trem dan harus bayar beberapa euro. Tapi pas kita ngeliat kepuncak gunung, kita langsung kibar bendera putih hahaha. Alesannya sih karena memang kemarin panas banget dan kita lagi berusaha buat menunaikan puasa 19 jam. Ada beberapa museum dan toko suvenir di kastil. Dan dari halamannya kita bisa ngeliat seluruh kota Salzburg.

Hohensalzburg Castle dipuncak gunung

Hohensalzburg Castle dipuncak gunung

Kota Salzburg dari Hohensalzburg Castle

Kota Salzburg dari Hohensalzburg Castle

Jam 5 sore kita bertiga udah lemah tak berdaya dan akhirnya kita memutuskan buat pelan-pelan jalan balik ke stasiun Salzburg buat naik kereta ke Freilassing. Pas udah sampe stasiun Salzburg, kita udah sama-sama kehabisan tenaga buat ngobrol. Entah kenapa jalan-jalan kemarin benar-benar menguras tenaga saya. Memanglah perpaduan puasa 19 jam dan jalan kaki keliling kota di suhu 30 derajatnya Eropa bener-bener sangat gak dianjurkan buat dilakuin.

Setelah 20 menit nunggu dan bingung dengan peron kereta api yang benar untuk menuju Frelaissing, tiba-tiba ada kereta cepat masuk kedalam peron tempat kita nunggu kereta. Tapi anehnya, ada tulisan ‘dilarang masuk’ di kereta itu.
Niken: apa bukan itu ya keretanya?
Saya: mmm.. kayaknya bukan deh, soalnya ada tulisan gak boleh masuknya..
Dyah: eh tapi ini udah dua menit sebelum schedule kereta kita, dan ini kan relnya. Eh, kita nunggu di peron yang bener gak sih?

Buru-buru kita ngecek schedule lagi.

Tiba-tiba:
Niken: eh itu keretanya! *Niken nunjuk kereta lain yang udah ancang-ancang mau berangkat*

Langsung saya lari ke kereta itu tanpa ngecek-ngecek lagi. Niken dan Dyah ikutan lari di belakang saya. Kereta udah hampir jalan tapi ngeliat kita lari-lari ke arah si kereta sambil ngelambai-lambaiin tangan, Pak Masinis akhirnya berhenti lagi.

Ngos-ngosan kita masuk ke dalam kereta dan nyari tempat duduk.

Saya: wah alhamdulillah ya.. pas ini mah kita nyampe rumah Kakek Hans. Dia katanya mau masakin kita makanan buka puasa kan.

15 menit kemudian..

Niken: kita kok gak nyampe-nyampe ya
Dyah: coba cek map relnya.
Saya: *ngecek map*telen ludah* kita salah naik kereta kayaknya hehe
Niken: Nyanyaaaa!
Saya: lah tadi lo yang bilang “Itu keretanya!” makanya gw langsung termotivasi buat lari ke kereta ini.

Akhirnya 20 menit kemudian kita turun di kota antah-berantah. Sepi. Stasiunnya cuma kayak pos siskamling di Bekasi.

Nyasar kesini

Nyasar disini

Mweee. Kita nyasar

Sekitar 20 menit kita nunggu kereta yang bener buat balik lagi ke stasiun Salzburg buat naik kereta yang tepat dan sebenar-benarnya ke Freilassing. Nah, dari stasiun Freilassing ke rumah Kakek Hans, kita harus jalan sekitar 30 menit.

Kakek: kalian kok lama banget nyampe rumah?
Kita: iya tadi salah nyari kereta bla bla bla
Kakek: seharusnya kalian nyampe 20 menit yang lalu dong, kan jalan dari stasiun ke rumah cuman 10 menit.
Kita: 30 menit buat kita hehe
Kakek: ah masa’. 10.
Kita: iya kan jalannya sambil ngobrol.
Kakek: 15 menitlah kalo sambil ngobrol
Kita: ngobrol dan nikmatin pemandangan jadinya 30 menit hehe.
Kakek: *menatap kita dengan putus asa*
Yah, Kek, Kakek kan tinggi, kakinya panjang, pantes aja jalannya cepet.

Kakek Hans ternyata udah masakin kita pasta + sosis kalkun + desert buah yang super enak dan ngebuat perut kita mendadak penuh sampai susah napas karena si Kakek setiap ngeliat kita berhenti makan selalu ngomong dengan muka datar, “Why don’t you eat it? Eat again.”

Di rumah Kakek Hans inilah pertama kalinya Dyah ditolak mentah-mentah sama Kakek-kakek. Jadi dia udah ngebeliin Kakek Hans seiket bunga di Kota Tua karena kayaknya sang Kakek suka sama bunga. Pas udah sampe rumah Kakek, Dyah alias Neneng langsung ngasih bunga itu ke Kakek.
Neneng: kita tadi ngebeliin sesuatu buat Kakek
Kakek: no no no *dengan nada suara datar*
Neneng: *sambil senyum seneng* kita beliin bunga.
Kakek: no no no *masih pake suara dan masang suara datar*
Neneng: tapi kita beli ini buat Kakek.
*kakek masih ber-no no sambil jalan menjauh dari Neneng*
Kakek: no no. I’m no woman. Man shouldn’t receive a flower.
Neneng: *mulai melas* tapi kita kira Kakek suka bunga..
Kakek: *ngeliatin Neneng* oke. But I’m no woman.
Hahahaha. Akhirnya si bunga di masukin ke vas dan dipajang sama Kakek di ruang keluarganya.

Dirumah Kakek selain kita ada satu perempuan dari China yang lagi solo trip selama 3 bulan di Eropa. Namanya Celine. Akhirnya setelah makan kita semua ngobrol macem-macem. Mulai dari bahasan agama, sampai tentang petualangannya Kakek Hans.

Dan hari ini jam 9 pagi kita bakal pamitan sama Kakek Hans dan Celine, karena kita akan lanjut ke Praha. Pertama kita akan naik kereta ke Munchen, habis itu akan lanjut ke Praha naik bus. Ah bahagianya. Akhirnya untuk pertama kalinya kita akan tidur di tempat yang bagus dan privat, kamar cuman untuk kita bertiga.

Okeh, sekarang saatnya saur untuk puasa hari terakhir.

Tschüss!

9 thoughts on “(4) Eurotrip: Salzburg yang……

  1. Becaknya unik, cuma ko tempat duduknya kecil banget (tidak lebar), bgm klo bule yg naik 😀 .
    Nyasar di stasiun kereta bisa jadi kenangan, klo mulus-mulus saja ga ada seninya jalan-jalan ya 😀 .

    • hahahaha 1 becak 1 bule kali ya Mbak. Kalo gak muat ya Bulenya yang terpaksa genjot becaknya :))

      Harganya tp mahal bener.. naik becak doangan padahal.

  2. Halo..Salam kenal :)
    menarik bgt ceritanya. Saya tatat, tinggal di Osnabrück (utara jerman). Bolehkah kalo mau minta kontak si kakek Hans? Thanks in advance,
    Tatat

    • Hai Tatat, kalau kamu berminat couch surfing disana kayaknya lebih enak saya yang ngenalin yah ke Hans, jadi perantara sementara gitu :)

      Boleh tau email kamu apa?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *