Lulus Sekolah. Lalu…

Postingan ini sesungguhnya saya tulis udah berminggu-minggu yang lalu, alias 5 hari sebelum sidang. Tapi karna takut batal lulus (hiii! ketok-ketok meja!), jadilah baru saya posting sekarang.

Rende, 5 Juli 2013.
23:36 CEST.

Semakin mendekati the G Day alias hari lulus-lulusan yang kemudian status saya berubah jadi pengangguran-keren-kebanyakan-acara, gak kehitung orang-orang yang nanya tentang apa yang akan saya lakuin setelah lulus ini. Biasanya kalau ditanya, “So, what’s your next plan after graduation?”
Saya akan ngejawab dengan riang gembira, “I’m doing Eurotrip in August! Yey!”
Seru sendiri.
Dan si penanya biasanya bakal nanya-nanya negara mana aja yang bakal saya kunjungin dan kemudian, “..and after that, you will go back to Indonesia for good or find a job in Europe?”
Yang biasanya saya jawab dengan hela napas panjang karna ceritanya akan lumayan panjang dan serius.

Find a job in Indonesia or here?

Saya akan balik ke Indonesia dan kerja disana.
Kenapa?
Karena Mama dan Ayah pingin saya untuk gak jauh-jauh dari mereka.

Sekitar setahun yang lalu ketika lagi video call dengan mereka, saya iseng cerita tentang niat saya untuk kerja di luar negeri. Dan apa yang terjadi, Saudara-saudara?
Mereka histeris dengernya hahaha.

Ayah langsung ceramah panjang lebar tentang “kok anak perempuan sukanya jauh-jauh dari orang tua sih?” Dan Mama langsung berkaca-kaca dan ceramah sambil nahan nangis, “Nyanya tega ninggalin Mama terus?”

Saya cengok ngeliat dramatisnya respon Mama dan Ayah waktu dan langsung berkelit kalo luar negerinya ya semacam Singapur yang cuman dua jam dari Jakarta. Tapi ternyata tetep gak diijinin. Mereka keukeuh sukeukeuh mau saya kerja di sekitaran Jabotabek.

Setelah saya pikir-pikir, kehisterisan Mama dan Ayah memang beralasan. Saya selalu dianggap anak satu-satunya bagi mereka. Anak perempuan satu-satunya. Begitu juga Adek saya yang selalu dianggap anak cowo satu-satunya. Dan dari kita berdua, selalu saya yang pergi jauh-jauh dari mereka. Saya S1 empat tahun merantau ke Bandung (deket sih, tapi tetep aja gak tinggal di rumah kan), dan sekarang nyaris dua tahun di Italia. Jadi wajar banget kalo mereka pingin anak perempuan mereka ini sekali-kali gak jauh-jauh dari mereka. Yasudahlah akhirnya saya putuskan kalo saya akan kerja di daerah Jabodetabek tapiiii dengan pekerjaan yang bisa mengakomodir kesukaan saya jalan-jalan keliling Indonesia dan negara lain (gratisan!).

What kind of job do you wanna pursue?

Ah, let me think.. Background pendidikan s1 dan s2 saya beda. Yang satu komunikasi, yang satu sosial pembangunan. Dan saya sempet kerja nyaris dua tahun sebelum ini dibidang marketing. Jadi saya suka tiga-tiganya sih sebenernya.

Fokus utama saya nanti adalah organisasi internasional yang bisa bantu banyak orang tapi finansial saya juga terbantu banyak haha. Nah untuk cadangannya saya pingin nyoba juga kerja dibidang komunikasi, seperti corporate communication atau sejenisnya. Dan untuk cadangan selanjutnya adalah kembali menjadi marketing sebuah brand. Iya, saya jatuh cinta 4 tahun yang lalu dengan brand management thingies. Pekerjaan yang cepat, cape, pusing, tapi ngebuat saya banyak bersosialisasi dengan berbagai macam manusia, dan jalan-jalan ke beberapa tempat. Tetep sih intinya jalan-jalan haha.

Kenapa sih harus kerja?

Nah ini dia subjek yang kadang ngebuat kening saya berkerut kalau baca pro-kontranya. Maksud “kenapa harus kerja” disini adalah sebagai istri (nantiiii, bukan sekarang..). Banyak pendapat yang bilang sebaiknya istri gak kerja karena kodratnyalah dia ada di rumah dan fokus ke pendidikan anak-anak. Tapi banyak juga yang bilang sebaiknya istri juga bekerja karena perempuan harus juga siap siaga dengan segala kemungkinan terburuk dimasa depan.

Mama juga bertitah waktu itu, “Nya, ntar harus kerja ya, sebelum dan sesudah menikah. Karena bagaimanapun, kita harus siap-siap buat semua kemungkinan nanti. Kalau Nyanya gak ada pemasukan dan suami Nyanya lagi butuh bantuan untuk ngebiayain keluarga, masa’ harus ngutang kanan-kiri?”

Jadi perempuan tuh harus mandiri. Itu inti dari pidato Mama waktu itu. Dan saya ngangguk-ngangguk dengernya dan langsung mengiyakan, karena memang dari kecil salah satu role model saya adalah Mama dan Mama adalah wanita karier sejak dulu sampe sekarang. Ketika banyak orang yang kontra sama istri-karier bilang kalau, “kalau istri kerja dan anak-anak kekurangan kasih sayang gimana?”

Saya gak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari Mama sama sekali. Mama kerja dari pagi sampai sore dari dulu sampe sekarang, dan pagi-pagi buta dan malem hari adalah waktunya Mama dan anak-anaknya. Saya tau Mama capek banget ngelakuin semua itu. Tapi toh pada akhirnya saya dapet cukup kasih sayang dari Mama dan saya tumbuh jadi anak yang baik-baik. Bahkan kalau dibandingin dengan beberapa temen saya yang punya Ibu 100% di rumah, saya keliatan sama aja dan bahkan kadang lebih “well-grown”, baik-baik saja, dan girang daripada mereka.

Saya pingin jadi ibu rumah tangga merangkap ibu-karier. Maruk memang. Tapi kan selalu ada cara lah ya nanti. Entah usaha sendiri atau pinter-pinter ngatur waktu kerja, intinya ketika saya berkeluarga nanti fokus saya yang paling utama ya keluarga.

Yasudahlahya, ini kok jadi curhat nikah-nikahan lagi. Haha.

Well then, see you soon Indonesia..

cant-keep-calm-cause-im-graduating-soon

19 thoughts on “Lulus Sekolah. Lalu…

    • Amiiin.. Makasih ya Ta. Semoga dapet kerjaan yang banyak jalan2 gratisannya haha..

      Sent from my BlackBerry® wireless device from WIND

  1. Hmmm… Ini yang kadang suka jadi bingungin. Pendidikan itu sebenernya ngejar ilmu apa ngejar ijasah sih? Soalnya yang jadi bahasan tiap deket kelulusan kk ya seringnya “mau kerja apa nanti?”

    Huufftt…

    • hahaha iya banget Mas.. mungkin harusnya pertanyaannya diubah jadi, “mau bagaimana nanti habis lulus?” Kan bisa aja pilihannya jd ibu rumah tangga, atau pengusaha, atau kerja , atau lain-lainnya ya..

      • Lha iya itu.. Keseringan salah pertanyaan, jadi salah pengartian. Lama-lama kan jadi kaya sekarang. Sekolah biar dapet kerja yang “bagus”. Sekolah kok ya jadi kaya pabrik karyawan.. :(

    • ebuseet.. mending nikah deh daripada S3 hahaha..
      Gw mendadak kepikiran S2 lagi mir tapi cari yang setaun aja di UK atau Belanda haha.. Tapi klo ketauan ortu gw pasti gw dijitak 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *