Mahasiswi yang Iri-an

Rende, 30 Maret 2013. 12:12 CET

Gw termasuk di dalam kelompok manusia yang bila ingin mendapatkan sesuatu harus bekerja keras dan banyak berdoa, gak cuman dengan menunggu keajaiban atau meminta ke orang tua.

Dulu, sehari setelah gw lulus sidang dan akhirnya menerima gelar sarjana Ilmu Komunikasi gw dan beberapa sahabat gw langsung meluncur ke ITB job fair untuk hunting lowongan kerja. Dan saat itu, perjuangan baru dimulai sampai sekitar dua bulan kedepan (bagi gw) sampai akhirnya gw diterima di perusahaan biskuit di dalam program Management Trainee.

Perjuangan mencari kerja adalah hal yang sebenernya ngebuat gw paling males kalau harus diulang-ulang lagi; harus membuat CV yang bagus, apply lamaran kemana-mana dan gak lupa nyatet perusahaan dan posisi apa yang gw lamar (biar ketika gw ditelepon sama HRDnya gak akan terjadi percakapan, “Maaf Bu, saya ngelamar posisi apa ya di perusahaan Ibu? Hehe..” Lalu si Ibu menutup telepon dengan kesal), naik turun bus di Jakarta dan Bekasi, dan deg-degan nunggu hasil tes atau interview. Nyaris setiap hari.

Dulu, sebulan sebelum gw dan Niken sidang, kita liat-liat FB temen yang counting days di status Fbnya. Kita kira si temen ini sedang counting days menuju hari sidang. Tapi ternyata, setelah kami sama-sama disidang, si temen ini sedang menghitung hari keberangkatan dia ke Eropa sebagai hadiah kelulusan. Hahaha. Gw dan Niken waktu itu cuman bisa menatap iri foto-foto Eropa si temen, “dia lulus langsung ke Eropa buat liburan. Kita ke ITB buat cari kerja, Nya! Kita gak punya liburan!”

Dan sekarang, setelah 3 tahun lebih berselang, si temen udah setaun lulus kuliah dari Belanda dan sekarang sedang bekerja di Jakarta, Niken sekarang bekerja di Google Singapore, dan gw sedang kuliah di Italy dan sudah mendatangi tempat-tempat yang dulu sempat gw iri-in di foto-foto si temen itu. Ternyata kerja keras gw dan Niken membuahkan hasil yang bagus, apa yang kita inginin waktu itu alhamdulillah pelan-pelan kecapai.

Kadang mungkin perlu sedikit iri dengan kondisi orang lain selama kita bisa mendorong rasa iri itu ke hal yang lebih positif. Dulu mungkin karna gw iri dengan foto-foto temen tersebut, gw jadi sering melihat-lihat album Eropanya dan tanpa gak sadar gw memasukkan niat ke otak gw sendiri agar suatu hari nanti gw harus bisa ke tempat-tempat yang ada di foto. Dan hasilnya, gw jadi makin termotivasi untuk mencari beasiswa di Eropa.

Dan sekarang gw sedang iri dengan banyak hal lain. Iri dengan orang-orang yang akhirnya bisa berkumpul lagi dengan keluarga mereka. Iri dengan orang-orang yang seenaknya bisa makan bebek goreng, tempe, mie aceh, gorengan pinggir jalan kapan aja mereka pingin. Iri dengan sahabat-sahabat gw yang udah berhasil settle secara finansial. Dan iri dengan mereka yang akhirnya sudah settle down dengan pasangan mereka.

Dan gw akan mengubah rasa iri ini ke hal-hal yang positif. Semoga semuanya bisa pelan-pelan tercapai dalam waktu dekat. Bismillah.. :)

Soekarno Hatta - 18 bulan yang lalu

Soekarno Hatta – 18 bulan yang lalu

8 thoughts on “Mahasiswi yang Iri-an

  1. semoga ‘keirian’ mba nyanya sgr terlaksana…plg k indonesia dgn keberhasilan dan kebanggaan…amin yaa rabbal’alamiin…

    • klo gitu aku juga mau iri sama orang2 yang bisa keliling dunia tapi nginepnya di hotel, bisa belanja2, dan makan di restoran berbintang 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *