Bukan lagi di Belanda, 11 April 2013. 13:44 CEST
Kalau biasanya orang-orang nyeritain tentang kota-kota besar di suatu negara, gw sekarang mau sedikit cerita tentang kota kecil di Belanda yang (katanya sih) salah satu kota buat orang-orang tajir di Belanda. Kalo dibandingin sama Jakarta, mungkin ini semacam Kemang-nya Belanda, namanya Blaricum.
Gw tinggal disana sekitar 2,5 bulan, untuk jadi au pair merangkap bibi-bibi multitasking yang bisa segalanya *kibas poni*
Dari awal gw email-emailan sama si Nyonya, dia bilang kalau tempat dia tinggal gak terlalu jauh dari Amsterdam, kotanya kecil, dan deket sama lahan perkemahan. Yang kebayang sama gw adalah gw akan tinggal di rumah besar yang banyak ilalang dan kandang sapi plus kuda-nya. Tapi untungnya gak haha.
Blaricum ini memang kota yang kecil, bahkan gw pernah jalan-jalan keliling kotanya sambil jalan sore. Tapi memang rata-rata kota di Belanda kecil sih, gak sesuai sama orang-orangnya yang gede-gede bener.
Rumah gw (rumah majikan maksudnya), ada dipojokan jalan yang deket sama perkemahan. Jadilah gak jarang banyak orang berkuda yang melintas di depan rumah atau pas musim liburan banyak mobil van untuk berkemah parkir didepan rumah.
Rumah-rumah di Blaricum rata-rata punya pekarangan yang luas yang bisa buat seorang au pair ngos-ngosan kalo harus ngejar-ngejar anak au pairnya yang kegirangan lari-lari ngelilingin pekarangan. Tapi pekarangan mereka cantik-cantik, penuh dengan bunga. Kayaknya orang Belanda suka banget deh bercocok tanam, gak ibu-ibu ataupun bapak-bapaknya.
Dan yang paling gw suka dari rumah mereka adalah bentuknya yang unik, apalagi kalau mereka masih menggunakan atap jerami khas belanda yang katanya super mahal. Oiya, sama lantai rumahnya yang pakai kayu atau semi kayu, kesannya elegan gimanaa gitu.
Sebelum sampai Belanda, gw rada panik karna menurut seorang informan, stasiun terdekat dari rumah gw ternyata gak terlalu dekat alias jauuuuh. Dan gw harus kesana naik bus, tapinya (kata dia lagi) busnya jarang-jarang ada.
Jeh!
Makinlah kebayang kalau gw akan tinggal ditempat super terpencil.
Tapi ternyata, alhamdulillah, didepan gang rumah gw (eh, maap, majikan, maksudnya) ada tempat pemberhentian bus. Dan ternyata memang di Belanda, tempat pemberhentian bus ada disetiap beberapa meter. Tapi kita harus rajin-rajin ngecek jadwalnya, yang biasanya ditempel di setiap pemberhentian bus atau di website. Dan jangan sampe telat dateng! Karena si bus biasanya tepat waktu atau malah kadang datengnya lebih cepet dari jadwal.
Dan kalau kita telat ya harus nunggu sejam kemudian.
Nah tiket bus bisa dibeli didalam bus, yang harganya mahal beneeer (perjalanan sekitar 40 menit harga tiketnya nyaris 3 euro!) atau tinggal tempelin kartu bus di mesin. Si kartu itu bisa kita isi ulang nominalnya di stasiun kereta, dan uniknya, harga tiket bus ternyata bakal lebih murah kalau pake kartu daripada beli tiket langsung di dalam bus.
Tiap kota di Belanda ataupun di Eropa sepertinya, pasti punya alun-alun. Di alun-alun ini biasanya ada taman kecil dan banyak banget pertokoan. Begitu juga di Blaricum, pas gw jalan-jalan ke alun-alunnya, gw bisa santai-santai di kolam bebek (dipinggirnya maksudnya), liat-liat toko mulai dari toko mahal sampai murah, dan gereja yang biasanya terbuat dari bata merah.
Dan asik banget memang jalan-jalan di Belanda karena pedestrian mereka bagus, walaupun harus bagi 2 sama jalur sepeda, dan banyak banget pohon yang buat jalanan jadi adem.
Kalau kamu jalan-jalan ke Belanda pasti akan banyak banget ketemu supermarket yang namanya AH (Albert Heijn), yang merupakan chain supermarket terbesar di Belanda yang ngejual nyaris apapun, sampai ada makanan Indonesianya! Gw pernah ketemu gado-gado, nasi goreng, sampe mie ayam dibagian makanan cepat sajinya. Tinggal dipanasin didalam oven dan voila! smakelijk eten!
Dan Blaricum ternyata juga punya tempat cantik tersendiri, yang terkenal sebagai padang savana-nya Belanda, De Hei. Di De Hei itu kita bisa ngeliat padang rumput yang super luas, dan cantiknya warna rumputnya ungu.
Oiya, kalau tentang orang-orang di Blaricum, atau Belanda pada umumnya, mereka sangat ramah-ramah. Gw selama disana sering jalan-jalan sendirian dan nyasar seperti biasa. Tapi gw seneng nanya ke mereka, karna orang-orang Belanda ini akan menjelaskan dengan ramah.
Hokay, sekian tentang Blaricum, kota kecil yang selalu dingin yang punya banyak cerita buat gw.
Tot ziens, Holland!
cantik banget kotanya
iya Ta.. rata2 kota di Belanda memang cantik.. makanya aku jatuh cinta banget sama Belanda 😀
Senang sekali mbak baca informasi dari postingan ini! Kebetulan nenek saya juga tinggal di Blaricum, Kerkpad 17. Apa itu jauh dari tempat mbak tinggal?
Hai hai.. saya sudah gak disana lagi karena sudah lulus magister dan balik ke Indonesia 1 tahun yg lalu. Harusnya deket ya rumahnya karena Blaricum kotanya kecil. Kamu tinggal di Belanda juga?