(3) Eurotrip: Swiss, dari Sungai ke Gunung

Kereta api jurusan Zurich – Salzburg, 6 Agustus 2013 00.45 CEST

Kayaknya ini adalah salah satu tempat terekstrim buat nulis blog. Karena kereta apinya goyang-goyang, saya gak bisa duduk karena bakal kepentok kasurnya Niken jadi harus nulis sambil berbaring, dan gelap karena lampu di compartemen udah dimatiin biar orang-orang disini bisa tidur.

Anyway, sejak tanggal 4 sampai kemarin malem kita main di Swiss. Tepatnya di Zurich, Luzern, dan gunung Pilatus. Dan menurut saya Swiss adalah negara yang cantik, modern, rapi, bersih, dan gak berpolusi. Mirip-miriplah kayak kebanyakan negara di Eropa.

Flashback sedikit ke tanggal 4 di pagi hari pas saya naik kereta api dari Milan ke Zurich. Itu adalah kali pertama saya naik kereta antar negara. Keretanya cakep, ada tempat buat ngecas handphone pula haha. Nah saya kira perjalanan waktu itu bakal sama aja kayak pas saya dari Rende ke Milan; ngebosenin. Jadilah saya langsung ketiduran di kereta. Tapi 1,5 jam kemudian setelah kepala saya kepentok-pentok ke jendela, saya kebangun dan langsung ber “woooh!” pas ngeliat keluar jendela. Pemandangannya super mutakhir.

Di sebelah kanan kaya ada lembah hijau yang rumputnya bener-bener rapih dan ditengah-tengahnya ada 1 sampai 2 rumah berbendera Swiss yang dindingnya kayu warna-warni. Sedangkan pemandangan di jendela sebelah kiri adalah danau biru yang luas dengan kapal-kapal putih parkir dipinggir danau. Begitu terus pemandangan yang saya liat. Jadilah saya sibuk ber-“Widih!”, “Masya Allah..”, “Ckckckck!”, sampe berdoa semoga anak saya suatu hari nanti bisa ngeliat apa yang saya liat ini.

Gak sempet ambil foto saking kagumnya sama pemandangannya. (This pic is taken from travelsupermarket.com)

Saya sampai stasiun Zurich jam 10.55, sesuai dengan jadwal yang ada di tiket dan langsung ketemuan sama Niken dan Dyah di Stasiun Central Zurich yang ternyata kalah megah dibandingin Milan. Btw, saya seneng banget jalan-jalan sama Dyah dan Niken, karena mereka gak buta arah dan bisa baca peta. Ya ampun terharu..

Di Zurich

Setelah ngecek-ngecek peta sebentar, kita mutusin buat jalan kaki ngelilingin Zurich. Hari itu adalah hari Minggu, jadi nyaris semua toko tutup kecuali tempat makan. Jadi, orang-orang Eropa nampaknya sangat menghargai makna hari Minggu sebagai hari bersantai keluarga. Makanya toko-toko banyak yang libur dan jadwal bus biasanya jadi lebih jarang dibandingin hari lainnya.

Pas kita jalan itu kita ngeliat hal yang rada unik. Jadi orang-orang yang makan di teras restoran duduk menghadap arah yang sama, yaitu jalan raya. Semua orang di semua tempat makan kompak kayak gitu, gak ada yang duduk hadap-hadapan sama temennya. Sampe-sampe saya, Niken, dan Dyah ikut-ikutan berhenti sebentar dan ngeliatin jalan raya. Hahaha.

Kita jalan terus sampe ngelewatin sungai Limat yang ternyata ujungnya danau Zurich.  Dari pinggir danau itu kita bisa ngeliat Fraumunster (gereja beratap hijau yang tinggi), St. Patrick (gereja dengan jam terbesar di Eropa), dan rumah-rumah diseberang danau. Tapi karena ngeliatnya dari jarak jauh, semuanya jadi kecil-kecil.

Danau Zurich

Danau Zurich

Di tepi danau kita ngeliat jam bunga yang gede yang katanya dibangun 1985 dan dekorasi bunganya berubah-ubah tergantung season. Nah, jalan lagi sedikit akhirnya kita ketemu sama tempat orang-orang (Indonesia) biasanya foto kalau lagi main ke Zurich: Seebad Enge yang ada air mancur di tengah danau, sedangkan di pinggir danaunya banyak orang yang sun bathing dan berenang.

Jam bunga

Jam bunga

Air mancur di tengah danau

Air mancur di tengah danau

Karena hari itu panas banget dan kita puasa, jadilah kita akhirnya merumput, alias main di rumput. Selonjoran, foto-foto, sambil make over jilbab saya dengan gaya gahul anak-anak Indonesia jaman sekarang.

Di Luzern

Sorenya kita naik kereta 30 menit ke Luzern. Kita milih untuk nginep di Luzern karena biaya hidup disana lebih manusiawi ketimbang di Zurich dan juga Luzern lebih cantik dan desa dibandingin Zurich. Di Luzern ini kita nginep di rumah Markus, temen dari CouchSurfing yang berbaik hati mengiyakan permintaan saya buat nginep semalam dirumahnya. Markus pernah ke Indonesia beberapa tahun yang lalu sambil ngelakuin trip dengan sepeda dari Singapore, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Cambodia.

Setelah prosesi penghadiahan bumbu makanan Indonesia ke Markus

Setelah prosesi penghadiahan bumbu makanan Indonesia ke Markus

Luzern adalah kota kecil yang memang terkenal banget sama kecantikan danaunya. Karena memang lagi liburan summer, nyaris semua orang yang kita temuin disana adalah turis.. Turis China dan Jepang. Untung gak ketemu turis Indonesia haha.

KappelBrucke dan Sungai Reuss

KappelBrucke dan Sungai Reuss

Pedestrian di Luzern

Pedestrian di Luzern

Nah karena Niken dan Dyah pingin ngeliat gunung bersalju yang sayangnya adanya di Alpen, jadilah kita naik gunung.

Di Gunung Pilatus

Gunung Pilatus adalah tempat yang super wajib fardhu ain buat dikunjungin kalo kamu main ke Luzern, karena kita bisa ngeliat lembah di Swiss yang super indah yang bercampur dengan batu-batu putih, dan bahkan kita bisa melihat bagian dari gunung Alpen dari puncak Pilatus ini. Untuk ke Pilatus, kita beli tiket return-nya di information centre di Salzburg main station. Harganya kalo gak salah sekitar 70 CHF untuk 3 orang dan kita bisa milih cara ke puncak Pilatus-nya. Bisa naik kereta api lalu lanjut cogwheel atau naik bus lalu lanjut naik kereta gantung. Kita milih naik kereta api dan cogwheel yang bentuknya semacam trem buat naik ke puncak, dan turun naik kereta gantung lanjut bus.

Cogwheel gunung Pilatus

Cogwheel gunung Pilatus

Kereta gantung gunung Pilatus

Kereta gantung gunung Pilatus

Pas mendaki gunung Pilatus

Pas mendaki gunung Pilatus

Pemandangan dari puncak gunung Pilatus

Pemandangan dari puncak gunung Pilatus

Restoran di gunung Pilatus

Restoran di gunung Pilatus

Habis turun dari Pilatus kita duduk-duduk di tepi danau Luzern sambil makan gelato super besar. Jam 6 sore kita balik lagi ke stasiun Luzern untuk naik kereta ke Zurich karena kita akan lanjut naik kereta malam ke Salzburg. Nah ini pertama kalinya saya naik kereta malam yang beneran ada tempat tidurnya.Awalnya pas saya googling gambar si kereta, keliatannya ruangan compartemennya luas. Jadilah saya semangat banget naik kereta ini. Pas kita sampe ke dalem kereta dan ngeliat compartemennya, eh kok kecil.. hahaha.

Ada 2 kasur tingkat 2 dan meja kecil ditengah dua kasur itu. Saya, Niken, dan Dyah sampe harus satu-satu jalan kedalam kamar buat ngatur koper dan backpack. Pas kita udah settle dengan posisi barang-barang, tiba-tiba ada cowo yang buka kamar kita. Dia kaget ngeliat kita, kita juga ikutan kaget karena kita gak mesen kamar mix. Setelah saya cek lagi ternyata kita salah compartemen. Jadilah kita geret-geret barang-barang kita ke compartemen yang lain. Pas kita buka pintunya… jreng.. kasurnya tingkat tiga. Hahaha. Karena harganya lebihmurah’, kita dapet kamar yang lebih mini. Didalem kamar ini udah ada 6 botol air mineral dan 2 colokan untuk ngecas barang elektronik. Pas Bapak petugas kereta dateng untuk ngecek tiket, dia nanya kita mau sarapan apa. Wih, alhamdulillah banget dapet makanan saur. Ternyata pilihannya cuman mau minum kopi atau teh, sedangkan sarapannya roti dan beberapa selai. Alhamdulillah yang penting ada.

Dyah dan si kompartemen tempat tidur tingkat 3

Dyah dan si kompartemen tempat tidur tingkat 3

Yasudah disinilah saya sekarang, ngetik cerita ini di hape sambil goyang-goyang karena goncangan kereta api. Ternyata rasanya aneh tidur terlentang di kereta yah.. Oiya, beberapa tips buat kamu yang mau ke swiss:

1. Transportasi ke Swiss dan dari Swiss tuh mahal jadi lebih baik cek harga tiket kereta (kalo mau naik kereta) di sbb.ch sekitar 90 hari sampai 14 hari sebelum keberangkatan. Dan ngeceknya dibagian Super Saver karena harganya diskon 50-70%.

2. Kalo mau irit di Zurich, lebih baik bawa makanan sendiri, jangan keseringan jajan. Kalo gak kamu akan bangkrut dengan cepet.

3. Kalo mau jalan-jalan ke tempat yang ‘beda’, misalkan kayak Gunung Pilatus, lebih baik cari tau info harganya di information centre di stasiun kereta api. Karena harga tiketnya lebih murah dibandingin kalo kamu pake paket trip dari agency perjalanan.

Baiklah, saya mau coba tidur dulu karena kita akan sampai di Salzburg jam 4 pagi dan bakal lanjut jalan-jalan habis itu. Ciao!

23 thoughts on “(3) Eurotrip: Swiss, dari Sungai ke Gunung

  1. Halooo nyanya… *sok kenal bgt ya nyapanya hehehe ^^ pas lg googling jalan2 ke swiss nemu blog ini.. Dannn ternyata nyanya temennya niken yg juga sahabat smp gw hahaha.. (Dunia bener2 tak selebar daun kelor, selebar apa dong!) Salam kenal yaaa… 😀 Mau europetrip juga nih rencananya,. Tp kok bngunggg bgt bikin itinerarynya T.T bole nanya2 ya ntar. Gw add fb nyanya yaa, semoga diapp :)) makasihhhhhh pisan #nyaripahaladaridirecokinorangyangbarukenalitulebihbanyakpahalanyalohnyanyahahahaayodongmauyahiyadong ^^v

Leave a Reply to Moersalijn Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *