Hostel Sleep in Heaven. 26 September 2013
Tadi siang setelah saya dan Kiki cuci muka, solat, dan ngisi minum di keran WC (harus banget ini diinfoin), akhirnya kita jalan-jalan keliling Copenhagen, dengan list tujuan:
- Alun-alun kota (Strøget)
- Menemukan si Little Mermaid (Den lille havfrue) yang juga icon Copenhagen
- Ngeliat salah satu kapal terbesar di dunia, Majestic Maersk
- Nyhavn
Begitu keluar dari Hostel, saya dan Kiki langsung bingung karena lupa kemana arah ke jalan raya. Eaa. Beginilah kalau 2 orang tukang nyasar jalan bareng. Setelah si Kiki jadi leader buat nemuin jalan raya dengan berbekal feeling, kita sukses malah nemuin taman bagus dan foto-foto sebentar disana. Begitu tanya ke salah satu Ibu, ternyata jalan raya tinggal 5 kali lemparan batu dari sana.
Taman dekat hostel
Muncul di jalan raya, kita bingung lagi. Ini kumaha carana nyampe ke alun-alun kota, nyak? Kita kayaknya kurang persiapan karena sebelumnya gak browsing nomor bus menuju sana. Akhirnya setelah kembali bertanya-tanya, satu Mbak memberikan nomor bus menuju sana. Dan kita pun akhirnya terselamatkan sampai di bus.
Nah, di bus kita bingung lagi, “Ki, kita turun dimana?” yang dijawab Kiki dengan ketawa, “kemanapun angin membawa kita lah, Nya.”
Hahahaha. Memanglah kita ini.
Akhirnya begitu ngeliat bangunan besar dan cantik, kita langsung pencet bel stop bus dan turun. Well, we were totally lost. But, that’s the fun part of being on the trip with your best friend, right?
Saya dan Kiki dengan pedenya jalan masuk gang-gang sambil foto-foto sambil berharap kita akan segera nemuin alun-alun kota yang (pada akhirnya kita tau) ada di jalan Strøget.
Setelah dua kali tawaf ngelilingin blok yang sama, “Ki, kok kayaknya gw de ja vu yah. Ini gereja bukannya udah kita lewatin?” kita dengan kepercayaan diri yang sama, belok asal-asalan ke gang lain yang lebih ramai. Dan akhirnya nyaris 30 menit kemudian sejak turun bus tadi, kita berada di jalan yang benar.
*salim ke mas-mas cakep terdekat*
Strøget
masih Strøget
Strøget adalah salah satu pedestrian terpajang di Eropa yang dikelilingi dengan banyak toko, mulai dari toko yang menjual brand mahal sampai yang lumayan murah. Panjangnya 1,2 km yang meng-cover jalan Frederiksberggade, Nygade, Vimmelskaftet, sampai Østergade, dan juga terbentang dari City Hall Square ke Kongens Nytorv. Intinya mah ini jalanannya luas banget dan ramai. Sayangnya di beberapa tempat sedang ada perbaikan, mulai dari perbaikan toko sampai perluasan subway, jadi sedikit kotor.
Karena kita sampai sana sudah sekitar jam 3 sore, saya dan Kiki mulai cari makan siang. Awalnya kita mau masuk M*d, tapi begitu ngeliat paketan harganya yang hampur 8 euro (iya, kita mengconvert semua harga Danish Krone ke Euro) kita langsung cari tempat makan lain yang kemudian jatuh ke.. jreng jreng.. Sub*ay. Sama-sama fast food haha, tapi harganya murah. Lumayan banget saya bisa beli sandwich dengan isi potongan ikan dan sayuran cuma dengan 3 Euro.
Setelah puas makan dan keliling Strøget, kita mulai masuk ke subway buat menuju tempat si Little Mermaid yang ada di Langelinie, pelabuhan Copenhagen Promenade. Dari Strøget kita harus naik kereta ke stasiun Osterport. Awalnya kita kira dari stasiun situ ke pelabuhan deket gitu, ternyata jauh Kakaa.
Begitu turun dari stasiun, kita ngikutin gerombolan orang karena kita mikirnya toh mereka pasti mau nonton si Mermaid juga. Karena jalan sambil ngobrol, saya gak sengaja nginjek garis jalur sepeda SEDIKIT. Sedetik kemudian ada yang seakan-akan ngedorong bahu saya kenceng banget sampe saya masuk lagi kedalam jalur pedestrian, lalu didepan saya muncul polisi wanita bersepeda yang teriak, “watch the line!”
Ebuset, kuat banget deh si Mbak Polisi. Sejak itu saya jadi tau karena Copenhagen adalah kota yang banyak pengemudi sepedanya dan mereka sukanya ngebut, maka ada aturan yang cukup keras mengenai jalur pedestrian, sepeda, dan mobil biar semuanya aman.
Eniwey, ternyata trik ngikutin gerombolan adalah hal yang salah, karena si gerombolan malah masuk ke dalam gedung apartemen haha. Saya dan Ki akhirnya kembali jalan mengikuti feeling dan nanya kesana-sini. Setelah ngelewatin pinggir semacam komplek apartemen dan ngelewatin jembatan, akhirnya keliatan pelabuhannya.
Kota seribu sepeda
Menuju pelabuhan, banyak taman cantik dengan keluarga muda bawa anak yang kebanyakan terdiri dari pasutri muda dan anak bayi. Saya nengok ke Ki dan bilang, “aku pengen deh setaun atau dua taun gitu tinggal di negara yang punya taman asri begini. Biar bisa dorong-dorong stroller anak tanpa kena polusi udara.”
Kiki: maksudnya tinggal di Scandinavia, Nya? Haha.
Saya: Iya. Masih jatuh cinta sama Eropa. Gak tau kapan bisa move on-nya.
Kiki: Ki juga pengen..
Begitu kapal-kapal mulai terlihat jelas, kita numpang foto-foto sebentar di patung Angel yang dibawahnya ada pahatan orang-orang yang sedang bekerja. Ternyata patung itu adalah memorial untuk mengenang orang-orang yang meninggal ketika bekerja di kapal.
Karena patung tersebut terletak di bongkahan batu pahatan setinggi 3 meter, saya dan Kiki naik ke atas biar bisa ambil foto pelabuhan. Pas saya foto-foto, Ki tiba-tiba diem dan melongok ke bawah. Mendadak ada telapak tangan muncul menggapai-gapai. Saya dan Ki diem. Siapa coba yang iseng manjat batu 3 M? Sedetik kemudian si tangan diem dan Ki langsung megang tangan itu dan narik keatas. Sejurus kemudian munculah bocah bule dengan muka merah ngos-ngosan yang bilang terima kasih ke Ki sambil nyengir. Kiki sambil ketawa ngomong ke saya, “Nya, sumpah ya gw tadi deg-degan banget begitu ngeliat ada telapak tangan di deket kaki gw. Untung gak gw injek!”
Hahahaha.
Si Angel tampak samping agak bawah
Angel tampak belakang
Beberapa menit kemudian kita turun dan menuju pelabuhan buat nyari Little Mermaid. Di bayangan kita, si patung Mermaid itu besar dan cakep gimana gitu. Begitu ketemu, ternyata mungil, nyaris seukuran mbak-mbak yang duduk ngejogrok di batu-batu pinggir laut. Setelah cape ngantri, foto, dan nyolek-nyolek Mermaid, kita menuju kapal kargo terbesar di dunia yang ada dibelahan lain pelabuhan ini.
Mbak, Mbak nunggu siapa Mbak?
Kapal kargo terbesar di dunia
Kapal Majestic Maersk panjangnya 400 meter dengan luas 59 meter dan tinggi 73 meter. Begitu saya dan Kiki mendekat ke kapal, kita sampe ber-wow-wow saking takjubnya. Setelah itu kita akhirnya menju Nyhavn. Seperti biasa, perjalanan gak akan seru tanpa nyasar. Saya dan Ki kembali nanya kesana-sini kemana arah Nyhavn. Ada yang bilang lewatin pelabuhan aja, ada yang bilang naik bus aja, ada yang bilang lewat pinggir jalan aja. Karena menurut feeling lebih okean lewat pinggir jalan, kita menyusuri jalan sampai akhirnya nemu semacam benteng tua yang disekelilingnya ada parit cantik (parit loh bisa-bisanya cakep disini) dan jembatan kecil. Kita iseng masuk kedalam gerbang buat liat-liat sebentar dan ternyata ada tangga menuju semacam jalanan setapak menuju ilalang yang akhirnya menuju…pelabuhan. Lah iya, kita ngiter-ngiter doang ini namanya hahaha. Setengah lari, karena matahari mulai terbenam dan kita pengen sampe Nyhavn sebelum gelap buat foto, kita malah ketemu kastil tua yang cantik dan foto-foto disana. Sungguh ya..
“parit” cantik di depan benteng
Nemu benteng
Lalu nemu patung perjuangan
Lalu nemu kastil
Lanjut setengah lari sambil nanya-nanya, akhirnya kita sampai di Nyhavn. Yey. Ramai, tua, dan cantik. Saya suka sekali.
Nyhavn awalnya adalah pelabuhan komersial yang cukup sibuk karena banyak menampung kapal dari seluruh dunia. Rumah-rumah tua disekitarnya warna-warni dan masih ada beberapa kapal disana yang entah masih berfungsi atau nggak.
Malam pun akhirnya datang. Saya dan Ki memutuskan buat balik ke hostel tapi sambil mampir-mampir sebentar. Iseng kita jalan ke arah alun-alun kecil di belakang Nyhavn sambil nonton konser pemusik jalanan. Karena pegel banget, saya dan Ki akhirnya duduk di deket situ sambil ngelurusin kaki. Beberapa menit kemudian saya ngerasa kedinginan banget sampe harus ngedudukin telapak tangan biar hangat.
Ki: Nyanya kedinginan?
Saya: Ki, kayaknya suhunya drop deh. Kita pulang aja apa ya?
Saya dan Ki jalan buru-buru biar hangat karena ternyata begitu dicek di hostel suhu semalem drop ke 5 derajat. Begitu nyaris sampai halte bus, hujan turun deras. Eaaa. Saya dan Ki akhirnya masuk kedalam subway yang ternyata gabung sama semacam mall kecil. Sekitar 15 menit kemudian kita lari ke halte bus karena tinggal rintik-rintik. Sebelum balik ke hostel kita mampir ke supermarket buat belanja bahan makanan buat di bawa ke Goteborg. Ceritanya biar ngirit gitu. Ditambah kita disana bakal nginep di apartemen Tanti, jadi gak enak kalau ngerepotin, apalagi kita makannya banyak.
Setelah belanja pasta, beberapa bumbu, dan sosis kita pulang deh menuju hostel tercinta dan menemukan mas-mas yang sebelumnya main games di kamar masih ada diposisi yang sama. Saya dan Ki beberes, solat, dan pakai baju lengkap lagi termasuk bergok karena kita sekamar 12 orang dan campur cowo dan cewe. Tapi tempat tidurnya bunk bed, saya dibwah dan Ki diatas. Disamping kita orangnya belum ada dan kita berharap semoga siapapun itu orangnya baik, gak ngorok, gak bau badan, kerjaannya bagus, cakep, rajin solat, dan menyayangi kita dengan setulus hati.
God nat!
Pelabuhan
Nyhavn
Nyhavn
Nyhavn
Cerita eurotrip episode sebelumnya:
Eurotrip Lagi (4): Domba Copenhagen
Eurotrip Lagi (3): Beramai-ramai di Jerman
Eurotrip Lagi (2): Dari Rende ke Hamburg
Eurotrip Lagi (1): Jalan-jalan Lagi dan Lagi